Nikmati Pepes Iga di Bangunan Tua Ala Belanda

Nongkrong Sembari Ngopi Sehabis Menikmati Pepes Iga di Bangunan Tua Belanda 

Menikmati Pepes Iga

Menempati sebuah bangunan tua ala Belanda dengan nuansa dinding putih dan pintu serta jendela yang besar menjadi daya tarik tersendiri bagi restoran yang satu ini. Restoran Peppino yang bergaya jadul ini juga memiliki pemandangan gunung Salak tepat di depannya. Kentalnya nuansa seni juga terasa saat pertama kali memasuki area lobi Peppino. Saat memijakkan kaki melewati pintu masuk, Anda akan disapa oleh dua unit sepeda motor klasik hasil modifikasi.

Tangga besar yang berada di tengah ruagan menghubungkan lantai tengah (mezzanine) dan lantai dua tempat area restoran. Pada lantai satu, area nampak cukup formal menggunakan sofa dan kursi dengan sandaran kepala tinggi. Sedangkan di lantai dua, Anda akan dibawa ke suasana lebih santai namun tetap nyaman lantaran dibeberapa bagiannya terletak sofa empuk dan juga meja dari rotan beralas kaca.

"Kalau area lantai tengah memang khusus untuk restoran makanya kami buat lebih formal. Sedangkan bagian atasnya memang untuk nongkrong sambil ngopi. Ada juga area belakang bangunan ini yang berkonsep garden dan terbuka (outdoor)," Pada lantai dua, terdapat sejumlah lukisan di dinding, berupa seorang pria dan wanita yang sedang memegang cangkir kopi. Serta sejarah berdirinya Peppino juga tertulis di dinding dekat pintu menuju balkon.
Pepino Banguan Tua Belanda
"Interior awalnya memang ingin vintage tapi akhirnya kami tabrakin sehingga lantai atas dan bawah beda. Yang lantai atas lebih ke anak muda," Restoran yang dibuka sejak Juni 2014 ini menyuguhkan menu Indonesia dan Barat. Salah satu menu Indonesia yang wajib dicoba adalah pepes iga yaitu sajian menu berupa daging yang masih menempel pada tulang iga, dicampur bumbu khas untuk pepes yang dibalut dalam sebuah daun pisang.

Proses pembuatannya pun tak berbeda dengan pepes ikan, dimana sambal yang diolah dari tomat ceri, kunyit, cabe, kemiri diblender jadi satu kemudian diletakkan dalam sebuah pan untuk dipepes. Daging iga terasa empuk karena direbus selama lima jam. Ketika daun pisang dibuka, aroma pepes dari bumbu rempah-rempah ini pun langsung masuk ke hidung Anda untuk segera memacu rasa lapar. Selain Iga Bakar, Peppino juga memiliki menu andalannya yakni Nasi Goreng Bakar Tuna, dan berbagai menu pasta.

Sebagai resto yang juga mengusung tema rumah kopi, Peppino menyediakan pilihan ragam kopi lengkap seperti luak gayo arabica, flores bajawa, toraja sapan, robusta lampung, espresso polomero, dan masih banyak lagi. Bagi Anda yang tak begitu menyukai rasa pahit yang sudah pasti ditimbulkan dari minuman yang khas berwarna hitam ini, Anda bisa memilih picollo one four latte. "(Picollo one four latte) ini cocok untuk cewek karena basicnya squartto. Kopi itu banyak macamnya, kalau coffe shop banyak yang menggunakan espresso, kami justru memberikan pilihan berbeda salah satunya squartto," 

Rasa dari picollo one four latte memang tak begitu asam namun juga tak begitu manis. Selain penggunaan jenis yang berbeda, cara menikmati minuman yang satu ini juga berbeda "Cara minumnya itu dengan menempelkan bibir bawah lalu diseruput. Minum kopi disini enggak hanya minum saja tetapi akan kami ajarkan cara yang benar dalam meminum kopi agar terasa bedanya," tutur Andi. Coffee house blend buatan Andi dikatakannya berasal dari kreasinya sendiri sehingga Peppino memilik ciri khas tersendiri.

"Disini orang yang enggak suka kopi bisa jadi suka, semua itu pengaruh dari cara roastednya, dalam jangkauan berapa menit dan tingkat kego-songannya serta apa yang mau ditonjolkan dari rasa kopinya," 
Apple Mapple

Apple Mapple dapat dijadikan pilihan untuk Anda yang ingin sesuatu yang berbeda.
Sebab minuman yang satu ini tersaji menggunakan jus apel, gummy candy, daun min, dan puring soda. "Apple Mapple ini saya adaptasi dari minuman tradisional Korea," kata Andi.

Artikel Terkait:

Postingan Populer