Pariwisata Nias Menjangkar Recovery Gempa
Sang
 Tano Niha atau yang lebih dikenal dengan pulau Nias, sebuah kawasan 
kepulauan yang merupakan obyek wisata penting di kawasan barat Pulau 
Sumatra nan indah. Dengan luas wilayah mencakup empat kabupaten yakni 
Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli, pulau ini dihuni oleh lebih dari 700 ribu jiwa yang mayoritasnya beragama Kristen Protestan. Itulah sebabnya, gereja menjadi pelabuhan program pengembangan MICE di Nias.

Peta Kepulauan Nias

Sidang
 Raya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia yang diselenggarakan setiap
 lima tahun sekali pun dilabuhkan di Pulau Nias pada tanggal 11 s.d 17 
November 2014 di Gunungsitoli, Pulau Nias. Momen yang terjadi sekali 
lima tahun tersebut dihadiri utusan gereja-gereja se tanah air mencapai 
2000 orang, dan dihadiri delegasi dari 24 negara. Sebagai tuan rumah, 
Nias tidak sembarangan, Pemerintah Kota dan Kabupaten Nias menampilkan 
Tari Moyo dan Lompat Batu yang merefleksikan universalitas spiritual, 
etika dan moral. Selain itu, tema yang diangkat pun menunjukkan niat 
Nias dalam mengangkat diri dari keterpurukan gempa Nias 2005 melalui 
bidang pariwisata dan perhelatan gerejawi, yakni dengan semangat 'Tuhan 
Mengangkat Kita dari Samudera Raya."
Masyarakat
 pun antusias dalam menyambut Sidang Raya XVI PGI ini. "Masyarakat mau 
berpartisipasi, bahkan yang muslim pula. Oleh karena itu, berbagai upaya
 dilakukan demi menyukseskan Sidang Raya PGI ini. Salah satunya adalah 
perpanjangan landasan Bandara Bineka sepanjang 300 hingga 500 meter," 
ujar Martinus Lase sebagai Ketua Panitia sekaligus Walikota 
Gunungsitoli.

Wakil
 Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, dalam sambutannya menyampaikan, kita
 adalah bangsa yang plural. "Meski pulau Nias belum sepenuhnya bangkit 
dari bencana, tapi acara ini membuktikan bahwa sikap solider dan saling 
gotong-royong dapat mengembalikan semua menjadi baik. Banyak negara yang
 datang ke Nias untuk membantu menormalkan keadaan supaya Indonesia 
kembali baik," ungkapnya.

MENATA KEPINGAN NIAS PASCA GEMPA

Dari
 sisi kepariwisataan, kunjungan wisatawan ke Nias pun cenderung menurun 
pasca Tsunami, pasalnya tiga bulan setelah Tsunami di Aceh, Nias 
mengalami kembali gempa berkekuatan 8.7 skala richter, lebih dari 
setengah rumah pun penduduk hancur tinggal puing-puing. Berbagai upaya 
dilakukan untuk penataan wilayah, baik infrastruktur maupun aksesbilitas
 yang dari tahun ke tahun meningkat. Pemilihan Nias sebagai tempat 
Sidang Raya pun untuk membantu recovery.

Kementerian
 Pariwisata mendukung perhelatan sidang raya dengan menyelenggarakan 
media center, disamping untuk mempublikasikan kegiatan sidang raya 
sekaligus momen tersebut dijadikan pencitraan potensi kepariwisataan 
Nias. Lewat sektor pariwisata maka percepatan pembangunan dan 
kesejahteraan di Nias akan terwujud. Diharapkan dalam dua tahun ke depan
 akan terselenggara event Sail Nias untuk mengakselerasi pembangunan 
daerah. Pulau Nias terdapat 132 pulau, 80 diantaranya berpenduduk, dan 
belum ada investasi yang potensial.
Kendala yang selama ini dialami Pulau Nias adalah kurangnya promosi dan akses yang belum memadai, hal ini membuat kepulauan Nias tidak maksimal dieksplor. Padahal kalau melihat potensi Nias yang sangat luar biasa, wilayah tersebut menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia.
Para pengunjung disuguhi berbagai potensi tradisional dan modern mulai dan fahombo atau budaya lompat batu, reliks jaman Megalitik, surfing, hingga rumah tradisional.
Kendala yang selama ini dialami Pulau Nias adalah kurangnya promosi dan akses yang belum memadai, hal ini membuat kepulauan Nias tidak maksimal dieksplor. Padahal kalau melihat potensi Nias yang sangat luar biasa, wilayah tersebut menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia.
Para pengunjung disuguhi berbagai potensi tradisional dan modern mulai dan fahombo atau budaya lompat batu, reliks jaman Megalitik, surfing, hingga rumah tradisional.

Dari
 sisi wisata bahari, Niasjuga mengembangkan daerah 
Somi,Bozihona,Onolimbu dan Nalawo disingkat menjadi SOZIONA. "Pemerintah
 kabupaten Nias saat ini sedang mengembangkan SOZIONA. Kawasan objek 
wisata yang terbentang dipesisir pantai timur wilayah Kabupaten Nias 
sepanjang +30km adalah harta karun yang baru yang ditemukan. Apalagi 
letak kawasan SOZIONA sangat strategis berjarak 5-30 km dari Bandara 
Binaka Gunungsitoli, sehingga sangat menguntungkan bagi Insvestor yang 
berivestasi di kawasan ini," ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraha 
Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Nias, Atobali Laoli.S.Pd. Potensi 
bawah laut ini kaya akan biota serta penuh dengan gugusan pulau yang 
masih alami untuk diving maupun memancing. Wisata bahari ini rencananya 
akan menjadi salah satu anjungan bagi kebangkitan Nias dalam recovery 
bencana.

Kebangkitan
 Nias untuk menyusun kembali kepingan pasca Gempa melibatkan partisipasi
 dari seluruh elemen pemerintah daerah dan pusat. Karena itu, 
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 17-18 Juni 2014yang lalu
 untuk memfasilitasi penyelenggaraan Lokakarya Pengembangan Nias, untuk 
mendorong Pulau Nias menjadi kawasan strategis pariwisata nasional, dan 
mendapat dukungan dari Kementerian Perhubungan serta Kementerian 
Pekerjaan Umum. Ketiga kementrian ini mendukung Nias menjadi kawasan 
pariwisata nasional.
Pada lokakarya tersebut telah dihasilkan kesepakatan pembangunan kepariwisataan Nias, yang ditandatangani oleh Kelima Pemda, yaitu Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara,
Nias Barat, Nias dan Kota Gunungsitoli dan disaksikan oleh Pemrov Sumatera Utara, pemangku kepentingan, TNI dan POLRI.
Pada lokakarya tersebut telah dihasilkan kesepakatan pembangunan kepariwisataan Nias, yang ditandatangani oleh Kelima Pemda, yaitu Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara,
Nias Barat, Nias dan Kota Gunungsitoli dan disaksikan oleh Pemrov Sumatera Utara, pemangku kepentingan, TNI dan POLRI.
Kesepakatan
 mencakup lima butir meliputi kerjasama sinergi di bidang kepariwisataan
 yang terintegrasi antar kabupaten/kota, aspek perencanaan pengembangan 
pariwisata, rencana aksi, mendorong Nias menjadi kawasan strategis 
pariwisata nasional dan mendorong terlaksananya penyelenggaraan event 
/nternasional dan e\/ent lokal secara periodik. Harapannya ke depan, 
pariwisata dapat menjadi jangkar dalam recovery Nias dalam rangka 
memeratakan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat.
